Model keputusan 4
pandangan mengenai pengambilan keputusan manajemen
Pandangan ekonomi
Dalam
bidang ekonomi teoritis yang menggambarkan dunia persaingan sempurna kosumen
sering diberi ciri sebagai pengambil keputusan yang rasional. Model ini, yang
disebut teori manusia ekonomi, telah dikritik oleh para peneliti konsumen
karena beberapa alasan. Untuk berperilaku rasional dalam arti ekonomi seseorang
konsumen harus: (1) mengetahui semua alternatif produk yang tersedia, (2) mampu
memeringkat setiap alternatid secara tepat dari sudut keuntungan dan
kerugiannya, (3) mampu mengenali satu alternatif yang terbaik. Tetapi,
kenyataannya para konsumen jarang mempunyai semua informasi atau informasi yang
cukup akurata ataupun tingkat keterlibatan atau motivasi yang memadai untuk
memebuat apa yang dinamakan keputusan yang “sempurna”.
Pandangan
pasif
Yang sangat berlawanan dengan
pandangan ekonomi rasional mengenai konsumen adalah pandangan pasif yang
menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan
melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Dalam pandangan pasif, para
konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional, siap
menyerah kepada tujuan dan kekuasaaan pemasar.setidak-tidaknya sampai tingkat
tertentu, model pasif konsumen didukung oleh tenaga penjual kawakan yang unggul
dan suka bekerja keras yang terlatih memandang konsumen sebagai obyek yang akan
dimanipulasi.
·
Pandangan
kognitif
Model ketiga menggambarkan konsumen
sebagai pemecah masalah dengan cara berpikir. Dalam kerangka ini, konsumen
sering digambarkan sebagai mau menerima maupun dengan aktif mencari produk dan
jasa yang memenuhi kebutuhan mereka dan memperkaya kehidupan mereka. Model ini
memfokuskan kepada proses konsumen mencari dan menilai informasi mengenai merk
dan saluran ritel yang dipilih.
Dalam konteks model kognitif, konsumen dipandang sebagai pengolah informasi. Pengolahan informasi menghasilkan fomasi pilihan dan, akhirnya, minat membeli. Pandangan kognitif juga mengakui bahwa konsumen tidak mungkin berusaha memperoleh semua informasi yang tersedia megenai setiap pilihan. Malahan konsumen mungkin menghentikan usaha pencarian informasi ketika merasa bahwa mereka sudah cukup memperoleh mengenai informasi beberapa alternatif untuk mengambil keputusan yang “memuaskan”. Sebagaimana dikemukakan oleh pandangan mengenai pengolahan informasi ini, para konsumen sering mengembangkan kaidah jalan pintas (yang disebut heurastik) untuk mempermudah proses pengambilan keputusan. Mereka juga menggunakan berbagai kaidah keputusan untuk mengatasi keterbukaan terhadap informasi yang terlalu banyak (yaitu, informasi yang berlebih-lebihan).
Dalam konteks model kognitif, konsumen dipandang sebagai pengolah informasi. Pengolahan informasi menghasilkan fomasi pilihan dan, akhirnya, minat membeli. Pandangan kognitif juga mengakui bahwa konsumen tidak mungkin berusaha memperoleh semua informasi yang tersedia megenai setiap pilihan. Malahan konsumen mungkin menghentikan usaha pencarian informasi ketika merasa bahwa mereka sudah cukup memperoleh mengenai informasi beberapa alternatif untuk mengambil keputusan yang “memuaskan”. Sebagaimana dikemukakan oleh pandangan mengenai pengolahan informasi ini, para konsumen sering mengembangkan kaidah jalan pintas (yang disebut heurastik) untuk mempermudah proses pengambilan keputusan. Mereka juga menggunakan berbagai kaidah keputusan untuk mengatasi keterbukaan terhadap informasi yang terlalu banyak (yaitu, informasi yang berlebih-lebihan).
Walaupun sudah lama menyadari adanya
model pengambilan keputusan yang emosional atau impulsif (menurutkan desakan
hati), para pemasar sering lebih suka memikirkan konsumen model ekonomi maupun
model pasif. Tetapi, kenyataanya setiap kita mungkin menghubungkan perasaan
yang mendalam atau emosi, seperti kegembiraan, kekhawatiran, rasa sayang,
harapan, seksualitas, fantasi, dan bahkan sedikit “keajaiban” dengan berbagai
pembelian atau kepenilikan tertentu semua perasaan atau emosi ini mungkin
sangat mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar